arsitektur Universitas Widya Mataram Yogyakarta oleh aries pribadie
MENGGAMBAR STILASI ATAU DEFORMASI RAGAM HIAS
MENGGAMBAR STILASI
ATAU DEFORMASI RAGAM HIAS
ATAU DEFORMASI RAGAM HIAS
Stilasi ikan
Ornamen pada umumnya mempunyai bentuk yang tertentu, dapat berupa segi tiga, segi empat, lingkaran, dan sebagainya. Alangkah susah dan sulitnya untuk menerapkan bentuk-bentuk dalam keadaan asalnya, yakni secara naturalistis ke dalam bidang hias yang tertentu pula bentuknya tanpa mengadakan penyesuaian atau perubahan-perubahan terlebih dahulu. Oleh karena itu perlu mengadakan penggubahan pada motif-motif tersebut sehingga menjadi bentuk ornamental, artinya memiliki sifat-sifat sebagai hiasan.
Penggayaan bentuk atau penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental disebut stilasi, sedangkan gambarnya disebut gambar stilasi yang dapat diartikan sebagai bangun hias yang menggambarkan sesuatu dan akan disusun pada bidang hias. Bentuk sumber penggambaran disebut motif. Menstilasikan bentuk berarti menggambarkannya dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Memberikan bentuk yang tegas
2. Memiliki kesan datar
3. Bentuk oranamental yang indah
4. Tidak meninggalkan ciri-ciri yang mendukung karakter motif atau bentuk sumbernya.
Ada dua permasalahan yang perlu diperhatikan dalam membuat stilasi, yaitu bangun luar dan isen. Bangun luar sebagai bangun utama atau bentuk luar gambar stilasi, sedangkan isen sebagai kelengkapan dari bentuk keseluruhan dan ciri serta sifat khasnya sekaligus untuk menambah nilai variasi dan daya tarik.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN GAMBAR STILASI
a. Menentukan Pilihan MotifMenentukan motif yang akan diwujudkan menjadi stilasi, misalkan motif binatang ikan.
Objek ( Ikan )
b. Penggambaran Bangun Luar
Fungsi stilasi sebagai unsur yang diisikan pada bidang hias maka penggambaran bangun luarnya kemungkinan pertama dapat berbentuk bebas dan kemungkinan lain dapat mangacu pada bentuk bidang hiasnya, baik berbentuk geometris maupun nongeometris
Penggambaran Bangun Luar
c. Menyempurnakan dan Melengkapi Bagian-bagian Bangun Luar
Dengan cara membagi-bagi atau merajang bangun luar sesuai dengan bentuk-bentuk bagian motifnya.
Penyempurnaan Bentuk Bangun
d. Pemberian Isen (Isi)
Agar lebih indah dan menarik, gambar stilasi perlu dilengkapi dengan isen-isen berupa variasi titik, garis, blok, dan warna dengan memperhatikan ciri serta sifat khas sumbernya.
Pemberian Isen/Isi
e. Finishing
Dengan membersihkan bagian yang tidak diperlukan dan menyempurnakan bagian-bagian bentuk, garis, blok dan warna sehingga penampilannya menjadi rapi, bersih dan menarik.
Selanjutnya dapat dicoba menggambar stilasi dengan berbagai motif lain seperti : motif tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, benda-benda peralatan, makhluk khayal dan motif geometris.
Proses dan tahapan menggambar stilasi seperti tersebut di atas tidak bersifat mengikat, maka berbagai kemungkinan lain dapat dilakukan untuk mencapai kesempurnaan hasil sesuai dengan gagasan dan kreativitas masing-masing.
CONTOH-CONTOH GAMBAR STILASI
DALEM MANGKUBUMEN Kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta
DALEM MANGKUBUMEN
Kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Sejarah Bangunan
Dalem Mangkubumen yang kini dijadikan sebagai Kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) pada awalnya adalah rumah Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro, yaitu Putra Mahkota Sri Sultan HB VI. Sebagai rumah Adipati, tempat ini dahulu disebut Ndalem Kadipaten, namun setelah Pangeran Adipati dinobatkan menjadi Sri Sultan HB VII, selanjutnya dalem Kadipaten ditempai adik beliau yang bernama Pangeran Mangkubumi, sebagai pencetus ide pendirian dan sekaligus sebagai arsiteknya (wawancara dengan RM. Tirun Murwito, pejabat Kraton Yogyakarta, 2006), sehingga sampai saat ini lebih dikenal sebagai Dalem Mangkubumen.
Dalem Mangkubumen merupakan suatu komplek yang terdiri dari beberapa bangunan dan dikelilingi oleh tembok pembatas. Berdasarkan prasasti yang terdapat di beberapa bangunan komplek dalem Mangkubumen, dapat diketahui berdirinya dalem ini. Bangunan yang tertua yaitu bangunan Sriwedari yang dibangun tahun 1874, sedangkan Bangsal Prabayeksa dibangun mulai tanggal 3 Pebruari 1876 dan selesai 1877, yaitu pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877).
Fungsi Bangunan
Meskipun Dalem Mangkubumen ini pada mulanya diperuntukkan bagi tempat tinggal Putra Mahkota, yang akan menjadi Raja Keraton Yogyakarta, namun kenyataannya hanya Putra Mahkota calon Sri Sultan Hamengku Buwono VII saja yang pernah mendiami ndalem ini selama 5-7 tahun. Selanjutnya sejak tidak berfungsi sebagai tempat tinggal Putra Mahkota, dalem ini hingga kini telah berganti-ganti fungsinya. Menurut S.Ilmi Albiladiyah, dalam Dalem Mangkubumen Kodya Yogyakarta dan Kompleks Makam Girigondo Temon Kulonprogo, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 1985/1986, fungsi-fungsi yang pernah terjadi pada Dalem Mangkubumen adalah :
1. Sebagai tempat tinggal Pangeran Adipati Anom atau Pangeran Pati
2. Sebagai tempat tinggal Pangeran Mangkubumi, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan adik dari Pangeran Adipati Anom, hingga tahun 1918.
3. Sebagai tempat tinggal Pangeran Buminoto, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan adik dari pangeran Mangkubumi, hingga tahun 1928.
4. Tidak berfungsi hingga tahun 1942
5. Sebagai tempat pengungsian Jendral Soedirman walau hanya sehari di tahun 1948, tetapi selanjutnya keluarganya tinggal di dalem ini hingga perang berakhir pada tahun 1949
6. Tidak berfungsi hingga tahun 1952 dan dikelola sepenuhnya oleh Kawedanan Hageng Punakawan Wahana Sarta Kriya (kantor gedung-gedung kraton Yogyakarta)
7. Sebagai kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sampai tahun 1982
8. Tidak berfungsi hingga tahun 1983 dan dikelola lagi oleh Kawedanan Hageng Punakawan Wahana Sarta Kriya
9. Sebagai tempat pendidikan Yayasan Mataram hingga saat ini.
Saat ini, beberapa bangunan di dalam komplek Dalem Mangkubumen digunakan Yayasan Mataram untuk menyelenggarakan pendidikan bagi Universitas Widya Mataram Yogyakarta dan SMU Mataram, beberapa bangunan sebagai tempat tinggal keluarga kerabat keraton, satu bangunan untuk Sekolah Taman Kanak-kanak dan beberapa bangunan untuk magersari.
Tata Ruang
Tata Ruang Dalem Mangkubumen mengikuti orientasi kosmologi Kraton, mengarah selatan-utara (Siti Widayatsari, 2002, Tata Ruang Rumah Bangsawan Yogyakarta, dalam Jurnal Ilmiah Dimensi Volume 30 Nomor 2, LPPM Universitas Kristen Petra, Surabaya). Secara keseluruhan tata ruang Dalem Mangkubumen dapat dilihat pada gambar berikut :
Bangunan Pokok Dalem Mangkubumen :
Bangsal Prabayeksa
Bangsal Pringgitan
Gedhong Inggil
Bangsal Ageng (Pendapa Agung)
Regol Cemeng
Bangsal Banjar Andap
Dari arah selatan menuju utara dapat dijumpai bangunan-bangunan yang masih berbentuk tradisional. Bangunan terdepan di ujung selatan dalem Mangkubumen, adalah Bangsal Banjar Andhap. Ruang di sekitar bangunan ini bersifat sangat umum, dapat diakses dari luar (timur, selatan dan barat). Berikutnya ke arah utara terdapat Regol Cemeng yang diapit 2 pintu gerbang menuju bagian tengah. Pada bagian tengah terdapat Bangsal Ageng. Sebelah utaranya terdapat bangunan Gedhong Inggil dan Bangsal Pringgitan. Di bagian paling belakang bersifat privat yang dulunya sebagai tempat hunian keluarga Pangeran Adipati Anom adalah Bangsal Prabayeksa yang diapit Bangsal Aalit Wetan dan Bangsal Alit Kilen.
Fungsi Bangunan Dulu dan Sekarang
Berdasarkan hasil penelitian penulis pada tahun 2006, tentang Perubahan Bentuk Bangunan Tradisional Dalem Mangkubumen Yogyakarta, beberapa bangunan utama dalam komplek Dalem Mangkubumen yang saat ini digunakan Universitas Widya Mataram Yogyakarta, antara lain dapat dilihat pada table berikut ini.
Nama Bangunan dan Bentuk
1.Bangsal Banjar AndapFungsi Semula :
Sebagai tempat caos atau berkumpulnya para pegawai Kadipaten (pegawai Pangeran Adipati Anom) dan sebagai tempat persiapan para pegawai untuk mengiring bila Pangeran Putra Mahkota bepergian.
Fungsi Sekarang :
Sebagai Laboratorium dan perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram Yogyakarta.
2.Regol Cemeng
Fungsi Semula :
Sebagai ruang penjagaan dan sebagai bangsal untuk melaksanakan hukuman bagi abdi dalem (pekerja/pelayan) Pangeran Adipati Anom
Fungsi Sekarang :
Sebagai Ruang Kuliah dan Kantor Yayasan Mataram Yogyakarta
3.Bangsal Ageng (Pendapa Agung)
Fungsi Semula :
Sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat umum seperti menerima tamu, pisowanan, dan upacara-upacara keluarga serta sebagai tempat pentas kesenian.
Fungsi Sekarang :
Sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan akademik UWMY yang bersifat umum : upacara Dies Natalis, Wisuda, Seminar, pertunjukan seni, pameran, dll.
4.Gedhong Inggil
Fungsi Semula :
Sebagai Kantor Pangeran Adipati Anom.
Fungsi Sekarang :
Sebagai Kantor Rektoriat dan Biro I dan II UWMY
5.Bangsal Pringgitan
Fungsi Semula :
Sebagai ruang untuk penyelenggaraan pertunjukan wayang kulit, yaitu kesenian khas masyarakat Jawa.
Fungsi Sekarang :
Sebagai Ruang Pertemuan yang bersifat terbuka.
6.Bangsal Prabayeksa
Sebagai tempat tinggal keluarga (dalem ageng) Pangeran Adipati Anom dan keluarga.
Fungsi Sekarang
Sebagai perpustakaan UWMY, sebagian untuk ruang kuliah, dan sebagian kecil ruang untuk ruang penyimpan barang-barang peninggalan Pangeran Adipati Anom.
7.Bangsal Alit Kilen
Fungsi Semula :
Sebagai tempat bermain putra-putri Pangeran Adipati Anom.
Fungsi Sekarang :
Sebagai tempat kegiatan perkuliahan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, UWMY : seminar, pameran dan pendadaran Tugas Akhir
8.Bangsal Alit Wetan
Fungsi Semula :
Sebagai ruang depan (semacam ruang tamu atau teras) kediaman istri Pangeran Adipati Anom
Fungsi Sekarang :
Sebagai tempat perkuliahan jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Dengan digunakannya komplek Dalem Mangkubumen yang dulunya sebagai rumah Putra Mahkota calon Raja Kasultanan Yogyakarta sebagai kampus Universitas Widya Mataram Yogyakarta, diharapkan bisa mendidik para mahasiswa untuk menjadi pemimpin bangsa yang berkualitas dan berbudaya. Dan hal yang terpenting adalah bangunan bersejarah ini dapat terpelihara dan terjaga kelestariannya.
http://universitas-widyamataram.blogspot.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)